Harga Minyak Bisa Anjlok ke US$ 50 atau Meroket ke US$ 100

Harga Minyak Bisa Anjlok ke US$ 50 atau Meroket ke US$ 100 - Harga minyak dunia diprediksi semakin volatil tahun ini, bisa merosot hingga ke US$ 50 per barel tapi ada kemungkinan juga meroket ke US$ 100 per barel.

Dalam enam pekan terakhir, harga minyak dunia memang tercatat menurun dan menjadi penurunan terpanjang dalam tiga tahun terakhir. Pendiri 'Oil Price Information Service' Tom Kloza, mengatakan kepada CNBC International bahwa pergerakan harga minyak masih sangat volatil bisa merosot ke US$ 50 atau bisa juga meroket ke US$ 100 per barel.


"Ini merupakan masa-masa yang susah dipastikan untuk harga minyak. Selama 17 bulan ini jika lihat harga minyak WTI (west texas intermediate), harga minyak bisa capai US$ 74 di awal bulan ini, naik 25% lebih dibanding Februari lalu yang ada di bawah US$ 60," katanya, sebagaimana dilansir dari CNBC International, Minggu (12/8/2018).

Ancaman merosotnya harga minyak juga masih ada di pasar. Seperti terjadi di 2008 ketika timbul krisis keuangan, harga minyak bisa melemah sampai 77%. Sementara di 2015-sampai awal 2016 jika dilihat secara seksama juga tersandung sampai 56%.

Tapi, dalam beberapa pekan ke depan Kloza memprediksi harga minyak cenderung naik. "Anda harus benar-benar simak pergerakan minyak WTI dan persediaan Cushing. Mereka punya 21 juta barel, lebih rendah dibanding stok yang bisa disediakan dua tahun terakhir yang bisa 55 sampai 65 juta barel. Sehingga ini bakal menekan harga minyak WTI ketika kontrak September berakhir" jelasnya.

Tetapi, kondisi politik baik domestik maupun internasional justru bisa jadi pemicu turunnya harga minyak jelang November nanti. Perang pernyataan antara Amerika Serikat dan Iran masih jadi panggung utama yang jadi penentu. "Sangat-sangat bergejolak, tidak dapat diprediksi dan alasan terbesarnya adalah gerakan Presiden AS terhadap Iran," jelasnya.

SUMBER