Udara dingin khas gunung mulai menusuk kulit. Trek sampai Pos 2 masih terbilang santai. Mulai menanjak cukup terjal dari Pos 3 menuju Pos 4. Tak jarang, saya dan tim sering beristirahat sejenak. Di Pos 4, angin mulai berhembus kencang & kabut mulai menutupi jarak pandang. Saya terlebih dahulu sampai disini.
Sambil menunggu yang lain saya mencoba untuk membiasakan diri dengan suhu di Pos 4. Udin & Leta menyusul saya istirahat disini. Setelah berdiskusi dengan mereka berdua, kami memutuskan untuk menunggu yang lain di Warung Mbok Yem. Kata Udin, dari Pos 4 menuju Warung Mbok Yem tidak terlalu jauh, sehingga lebih enak menunggu disana. AGEN BOLA TERPERCAYA
Sekitar jam 12 malam saya, Leta & Udin menginjakkan kaki di warung Mbok Yem. Di dalam, ruangan sudah penuh oleh para pendaki, untungnya masih ada space untuk 3-4 orang. Kami memutuskan bermalam disana sambil menunggu yang lain.
Jam 5 pagi saya terbangun, dingin sekali waktu itu. Saya melihat beberapa pendaki sudah mulai bersiap-siap untuk summit. Saat itu saya sadar, Febry, Iqbal, & Yudhi tidak ada di warung Mbok Yem. Artinya, mereka tidak sampai kesini. Saya berfikir mungkin mereka mendirikan tenda entah di pos 5 atau di dekat sumber air.
Jam 6 pagi kami bertiga hampir sampai puncak & voilaa.. bertemu dengan si Febry dkk. Mereka mendirikan tenda sebelum tugu puncak. Karena ternyata mereka semalam tidak menemukan warung Mbok Yem. Haduuhh… AGEN CASINO TERBAIK
Pagi itu suasana puncak Hargo Dumilah berkabut, para pendaki mulai ramai berdatangan. Namun, sedikit demi sedikit kabut perlahan hilang. Puncak Lawu mulai memperlihatkan sisi-sisi keindahannya. Amazing!
Saya menikmati keindahan Puncak Lawu ini hingga sore hari. Kebetulan, Febry mengajak untuk bermalam satu hari lagi. Hanya Udin & Leta yang pamit pulang terlebih dahulu, katanya ada urusan kampus.
Puncak Lawu di siang hari amat sepi. Diatas sana hanya ada saya, Febry, Iqbal, & Yudhi. Ini kali pertama bagi saya menikmati puncak dalam keheningan. Hanya ada suara angin semilir, dingin khas ketinggian, sayup sayup sinar matahari yang hangat & udara yang amat sejuk. Saya melihat ujung puncak Hargo Dumilah seolah akan menabrak lautan awan di depannya. Disini, saya merasa begitu amat dekat dengan langit, juga Tuhan..
Saat perjalanan turun kembali ke basecamp pun saya kembali disuguhi pemandangan yang amazing. Dari mulai kawasan Pasar Dieng sampai Pos 4, sejauh mata memandang tidak lelah mata ini untuk tetap melotot menyaksikan keindahan panorama alam ini. AGEN POKER TERBESAR INDONESIA
0 komentar:
Posting Komentar