Liburan ke Flores jangan lewatkan untuk mengunjungi situs Liang Bua. Adalah sebuah gua kapur besar tempat di temukannya kerangka manusia purba dan berbagai mamalia beserta alat-alat batu, terletak di desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT. Kami yang sedang berada di Ruteng pun tidak menyia-yiakan kesempatan ini. Bersama dengan seorang teman dan seorang kenalan yang merupakan siswa SMK Ruteng, kami bergegas menuju terminal angkutan umum.
Terdapat beberapa angkot dan semuanya tidak ada yang pergi ke arah Liang Bua. Tidak ada cara lain selain menyewa angkot dan beruntung kami berhasil mendapat harga yang terjangkau adalah Rp 100 ribu PP. Desa Liang Bua terletak sekitar 15 Km dari kota Ruteng dan jalan menuju ke desa sedang rusak parah bisa di bilang hampir offroad. Setelah hampir satu jam angkot yang kami tumpangi sampai juga di gua Liang Bua. Agen Bola Terpercaya
Tidak ada pengunjung lain selain kami di pagi yang cerah ini. Kami disambut oleh seorang ibu yang menanggung jawabi gua dan museumnya. Beliau menunjukan lokasi-lokasi di temukannya tulang-tulang manusia purba,hewan mamalia dan alat-alat batu dan juga memberikan informasi details tentang situs Liang Bua.
Gua Liang Bua diperkirakan terbentuk sekitar 200 ribu tahun yang lalu, hal ini dibuktikan terhadap hasil uji sampel sedimen gua. Telah menjadi tempat penelitian arkeologi sejak jaman penjajahan Belanda. Berhias stalaktik cantik yang menjuntai di langit-langit gua. Berukuran panjang sekitar 50 m,lebar 40 m dan tinggi atap bagian dalam sekitar 25 m. Sangat memungkinkan untuk menjadi tempat pemukiman era prasejarah.
Baca juga Kabar Gembira Honda Siapkan Mekanik Motor Layani Pemudik
Kerangka sebagian yang tidak memfosil/membatu dari 9 individu Homo Floresiensis atau di kenal sebagai manusia hobit atau manusia kerdil karena memiliki tinggi 115 cm dan berat 25 kg saja di temukan pada tahun 2003 di dalam Gua Liang Bua. Salah satu di antaranya memiliki kerangka utuh yang berjenis kelamin perempuan termasuk satu tengkorak lengkap. Dengan ukuran volume otak 380 cc berada jauh di bawah Homo Erectus (1.000 cc) dan manusia modern Homo Sapiens (1.400 cc) bahkan masih di bawah volume otak simpanse.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Homo Florensiensis merupakan jenis spesies yang berbeda lebih primitif dari pada Homo Sapiens dan berada pada era variasi Homo Erectus. Pada saat yang bersamaan di temukan juga tulang-tulang stegodon/gajah purba, komodo, burung bangau raksasa dan tikus besar beserta perkakas batu yang menunjukan tingkat peradaban para penghuninya. Setelah mengelilingi gua kami berpindah menuju museum mininya yang berjarak sekitar 200 m saja. Di museum tergambar jelas ilustrasi dari manusia hobit beserta hewan purba lengkap dengan foto-foto pada saat proses penggalian,pengayakan beserta alat-alat nya. Beberapa ember dari proses penggalian masih tersimpan di dalam museum. Setelah puas mendapatkan semua informasi dan membayar administrasi sebesar Rp 20 ribu per orang, kami bergegas meninggalkan kawasan Liang Bua. Agen Casino Terbaik
#sumber
0 komentar:
Posting Komentar